Senin, 26 Januari 2009

Happy = Unhappy

Bahagia adalah sebenarnya tidak bahagia atau sebaliknya. Beberapa kejadian yang saya alami akhir - akhir ini menurut saya sangat menyenangkan. Tetapi disisi lain, ada hal yang ternyata sangat ironis. Secara fisik, saya bersenang - senang tetapi hati saya merintih. Berlebihan memang, tapi ini kenyataan.

Begini ceritanya, di hari Minggu saya berangkat kerja seperti biasa. Suasana dirumah adem - adem saja. Dan ketika saya berencana pulang telat, karena ada teman yang datang dari Bandung dan saya berniat untuk menemaninya. Ternyata ada kabar dari rumah kalau Mama sakit luka magg perutnya kambuh. Lugas saya menjawab balasan sms ke rumah, kalau saya mendoakan Mama dari sini. Dan semalam saya maen dan bersenang - senang. Ketika perjalanan pulang, saya memilih berzdikir dan memohon untuk kesehatan Mama. Sesampainya di rumah ternyata Mama sempat pingsan dan di bawa ke dokter.

My guilty pleasure was so depp. Dan saya hanya bisa diam ketika sampai dirumah. Diam dan berdoa tanpa kata. Maafkan saya Ma ! tapi sesudah itu saya memilih tidur, karena memang Mama dan orang rumah sudah pada tidur. Keesokan harinya, saya bangun dan menatap Mama saya, Alhamdullilah kesehatan Mama membaik. Terima kasih ya Allah.

Dan memang perasaan happy dan unhappy ternyata sangat tipis. Maen dengan teman - teman sangat menyenangkan dan mengisi kekosongan hati, tetapi disisi lain Mama menjerit kesakitan. Penyesalan jelas ada, tetapi kenyataan sudah terjadi. Atau tentang perasaan dimana ketika bersama teman saya merasa senang, dan ketika sendiri tiba - tiba sepi menggerogoti. Terlalu lemah memang, tapi ini sangat manusiawi. Jadi happy dan unhappy mari kita sadari.

Semoga kesehatan Mama akan selalu membaik, dan semoga saya berbahagia dan juga Anda.

Tidak ada komentar: