Kamis, 27 Agustus 2009

Pekerjaan Mengasingkan Kita

Hampir dua tahun bekerja di sebuah stasiun radio swasta di Solo, benar-benar banyak makna yang saya dapat. Salah satunya makan "keterasingan". Semenjak bekerja hanya merasa tidak memiliki kehidupan sosial yang lain. Jarang berada di rumah, jarang ngumpul dengan sodara-sodara dan juga saya sudah tidak bisa aktif lagi di kegiatan karang taruna kampung. Mulai dari rapat rutin bulanan, acara agustusan, bahkan jenguk tetangga sakit hampir tidak pernah saya lakukan belakangan ini. Sibuk ! Hanya kata ini yang selalu mengasingkan kita.

Selain kampung saya juga punya kehidupan sosial lain seperti kampus atau band. Dalam prakteknya, untuk latian atau sekedar ngumpul bersama teman-teman band hanya seminggu sekali selebihnya saya jarang bisa untuk bertemu mereka. Kalau kehidupan di kampus, hanya sela-sela kuliah saja yang bisa saya manfaatkan untuk sebuah hubungan sosial. Kalau udah di luar jam kuliah, saya sangat jarang bisa ngumpul bareng. Tentu dengan alasan PEKERJAAN !

Entah sampai kapan akan berjalan seperti ini, yang saya tahu kehidupan sosial saya pasti mengerti dan akan mengerti apa yang membuat saya menjadi terasing.

7 hari dalam seminggu, 48 Jam untuk bekerja, 48 Jam untuk kuliah, 48 Jam untuk band, dan sisanya untuk tidur !

Karl Marx pernah bilang, 'tanpa bekerja manusia akan merasa terasing'. Tapi saya juga bisa bilang, 'manusia bekerja juga akan merasa terasing'. Karena kerja bukan segalanya !!

gambar di ambil di sini tanpa ijin.