Penyakit paling berbahaya dalam hidup kita adalah sugesti dari diri sendiri.
Hal ini saya temukan ketika tadi pagi berbincang-bincang dengan mama. Sudah hampir satu bulan lebih mama tergulai lemas tak berdaya menghadapi penyakitnya. Sejak vonis pertama ada luka dalam empedu, mama menjadi semakin berhati-hati soal makanan yang dikonsumsinya. Karena memang kata dokter ada beberapa makanan yang sangat berbahaya bagi lukanya. Dan ternyata karena terlalu menjaga soal makanan mama malah kekurangan nutrisi dan sempat di deteksi gejala liver. Tubuh mama semakin mengurus dan pucat, setiap saya melihat beliau raut mukanya selalu sedih, jauh dari ceria.
Tapi berbeda dengan pagi ini, mama lebih ceria dan bersemangat. Setelah diperiksa dari dokter medis maupun alternatif satu bulan terakhir, akhirnya mama di periksa oleh Dokter Guntur yang direkomendasikan oleh salah seorang teman bapak. Katanya dokter itu sudah cukup tua dan baik hati. Mama bercerita tentang obrolannya dengan dokter Guntur.
Kata dokter, kalau kita sudah tersugesti oleh vonis tertentu. Maka hal itu akan terjadi, contohnya :
"kalau kita makan nangka nanti akan muntah. Jelas saja kita akan muntah karena hal itu sudah tertanam di otak kita" atau seperti kasus mama, "kalau mama makan makanan yang berlemak, pasti luka di empedunya akan nyeri". Dokter tadi memperjelas, boleh kita berhati-hati dengan vonis-vonis tadi, tapi jangan terlalu menjadi sugesti karena hal itu pasti akan terjadi.
Dan sejak tadi pagi, mama mulai tidak menghiraukan vonis-vonis tersebut (bukan berarti cuek bebek lho ya) tapi intinya, tidak akan memikirkan terlalu dalam. Mama memang mengakui selalu berpikir tentang ketakutan akan penyakit-penyakit yang di hadapinya.Jadinya mama melalui masa penyembuhan yang sulit, karena terhadang oleh pikirannya sendiri.
sugesti juga bisa menjadi obat yang paling mujarab
Contoh nyata, saya akhir-akhir ini. Saya divonis punya asma sudah sejak kelas 3 SD. Sejak dulu saya selalu berpikir tiap saya kecapekan atau kena debu pasti kambuh. Tapi akhir-akhir ini saya mulai tidak peduli dengan sakit ini, tiap saya kecapekan saya tidak pernah berpikir kalau nanti asma saya pasti kambuh. Saya berpikir positif saja atau mensugesti pikiran saya bahwa jika capek saya tidak akan kambuh. Dan ternyata terbukti beberapa kali sakit ini tidak kambuh.
Hal ini saya temukan ketika tadi pagi berbincang-bincang dengan mama. Sudah hampir satu bulan lebih mama tergulai lemas tak berdaya menghadapi penyakitnya. Sejak vonis pertama ada luka dalam empedu, mama menjadi semakin berhati-hati soal makanan yang dikonsumsinya. Karena memang kata dokter ada beberapa makanan yang sangat berbahaya bagi lukanya. Dan ternyata karena terlalu menjaga soal makanan mama malah kekurangan nutrisi dan sempat di deteksi gejala liver. Tubuh mama semakin mengurus dan pucat, setiap saya melihat beliau raut mukanya selalu sedih, jauh dari ceria.
Tapi berbeda dengan pagi ini, mama lebih ceria dan bersemangat. Setelah diperiksa dari dokter medis maupun alternatif satu bulan terakhir, akhirnya mama di periksa oleh Dokter Guntur yang direkomendasikan oleh salah seorang teman bapak. Katanya dokter itu sudah cukup tua dan baik hati. Mama bercerita tentang obrolannya dengan dokter Guntur.
Kata dokter, kalau kita sudah tersugesti oleh vonis tertentu. Maka hal itu akan terjadi, contohnya :
"kalau kita makan nangka nanti akan muntah. Jelas saja kita akan muntah karena hal itu sudah tertanam di otak kita" atau seperti kasus mama, "kalau mama makan makanan yang berlemak, pasti luka di empedunya akan nyeri". Dokter tadi memperjelas, boleh kita berhati-hati dengan vonis-vonis tadi, tapi jangan terlalu menjadi sugesti karena hal itu pasti akan terjadi.
Dan sejak tadi pagi, mama mulai tidak menghiraukan vonis-vonis tersebut (bukan berarti cuek bebek lho ya) tapi intinya, tidak akan memikirkan terlalu dalam. Mama memang mengakui selalu berpikir tentang ketakutan akan penyakit-penyakit yang di hadapinya.Jadinya mama melalui masa penyembuhan yang sulit, karena terhadang oleh pikirannya sendiri.
sugesti juga bisa menjadi obat yang paling mujarab
Contoh nyata, saya akhir-akhir ini. Saya divonis punya asma sudah sejak kelas 3 SD. Sejak dulu saya selalu berpikir tiap saya kecapekan atau kena debu pasti kambuh. Tapi akhir-akhir ini saya mulai tidak peduli dengan sakit ini, tiap saya kecapekan saya tidak pernah berpikir kalau nanti asma saya pasti kambuh. Saya berpikir positif saja atau mensugesti pikiran saya bahwa jika capek saya tidak akan kambuh. Dan ternyata terbukti beberapa kali sakit ini tidak kambuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar