What's Up With My 21 ?
Jadi inget sama lagunya Nudist Island salah satu band melodic asal Bandung, yang inti ceritanya sama dengan sindrom 21 saya. Sebuah usia yang cukup nanggung, kalau mau jadi ABG sudah tidak jamannya lagi, berusaha sok dewasa dan menjadi tua juga kesannya maksa. Jadinya ya nanggung ! Tapi tetap enjoylah, karena intinya semakin tambah usia semakin bewarna hidup kita.
Kata mas Denis, salah satu penyiar yang kuliah di kedokteran sindrom 21 ini gejalanya adalah kita menjadi labil seperti masa - masa usia belasan, menjadi sangat sensitif, dan kadang - kadang suka berlebihan dalam setiap hal aka lebay banget lah. Ada benernya sih, karena beberapa analisa gejala yang disebutkan saya juga mengalaminya. Mulai dari feeling yang labil, seenak hati berbuat dan berkata, out of control, suka bingung dan aneh sendiri,dll. Tapi saya tidak terlalu memikirkannya, karena dari dulu saya sudah seperti itu, tapi memang saat ini saya mengalami puncaknya. Banyak faktor memang, mulai dari lingkungan, usia, dan pikiran secara personal.
Lalu, bagaimana solusinya ? atau bagaimana saya menyikapinya ? Hmm, bingung juga sih, jadi ya saya tidak perduli. Anggap saja saya semakin bersenang - senang dengan situasi yang sekarang. Masalah baik dan buruk, atau untung dan rugi itu urusan belakangan. Kalau benar dirugikan, pastinya hanya diri ini yang dirugikan. Tapi yang saya sadari, ternyata beban dosa saya semakin berat. Lalu siapa yang menolong saya dari beban dosa ini ? Sepertinya saya yang harus menolong diri sendiri, sampai tiba waktunya saja.
21 Isn't the end, 21 my friends (Nudist Island)
Jadi inget sama lagunya Nudist Island salah satu band melodic asal Bandung, yang inti ceritanya sama dengan sindrom 21 saya. Sebuah usia yang cukup nanggung, kalau mau jadi ABG sudah tidak jamannya lagi, berusaha sok dewasa dan menjadi tua juga kesannya maksa. Jadinya ya nanggung ! Tapi tetap enjoylah, karena intinya semakin tambah usia semakin bewarna hidup kita.
Kata mas Denis, salah satu penyiar yang kuliah di kedokteran sindrom 21 ini gejalanya adalah kita menjadi labil seperti masa - masa usia belasan, menjadi sangat sensitif, dan kadang - kadang suka berlebihan dalam setiap hal aka lebay banget lah. Ada benernya sih, karena beberapa analisa gejala yang disebutkan saya juga mengalaminya. Mulai dari feeling yang labil, seenak hati berbuat dan berkata, out of control, suka bingung dan aneh sendiri,dll. Tapi saya tidak terlalu memikirkannya, karena dari dulu saya sudah seperti itu, tapi memang saat ini saya mengalami puncaknya. Banyak faktor memang, mulai dari lingkungan, usia, dan pikiran secara personal.
Lalu, bagaimana solusinya ? atau bagaimana saya menyikapinya ? Hmm, bingung juga sih, jadi ya saya tidak perduli. Anggap saja saya semakin bersenang - senang dengan situasi yang sekarang. Masalah baik dan buruk, atau untung dan rugi itu urusan belakangan. Kalau benar dirugikan, pastinya hanya diri ini yang dirugikan. Tapi yang saya sadari, ternyata beban dosa saya semakin berat. Lalu siapa yang menolong saya dari beban dosa ini ? Sepertinya saya yang harus menolong diri sendiri, sampai tiba waktunya saja.
21 Isn't the end, 21 my friends (Nudist Island)